My Short Biography
Minggu, 25 Juli 2010
Biography Singkat Penulis
Dilahirkan 20 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 24 Januari 1990. Disebuah desa mungil nan asri bernama Desa Dalam, Kabupaten Aceh Tamiang, NAD. Anak ke-3 dari tiga bersaudara ini dilahirkan blasteran, Ayah berdarah Gayo (Aceh Tengah) dan Ibunda berdarah Melayu-Tamiang (Aceh Tamiang).
Riwayat pendidikan beliau bersifat ‘nomaden’ karena sering berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lain. Kelas 1 SD, ia bersekolah di SD N Cot Seurani, Krueng Mane, Lhokseumawe, NAD. Selanjutnya kelas 2 sampai kelas 4 SD melanjutkan di SD N Desa Dalam. Disini prestasi akdemiknya mulai muncul dengan hanya sekali mendapat ranking 2, selebihnya juara kelas. Kemudian beliau melanjutkan sekolah dan menamatkan SD nya di SD Swasta Taman Siswa Medan, tanpa pernah masuk ke ranking ‘3 besar’. Penulis melanjutkan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama nya di SMP N 1 Medan. Di sekolah ini, hobinya membaca dan menulis mulai muncul, walau hanya tingkat karangan-karangan bebas koleksi pribadi. Ia sudah mulai membuat tulisan, cerpen, puisi dll. Di masa SMP ini juga, beliau mulai menikmati dan mengekspresikan segala hoby dan cita yang dimilikinya, karena begitu banyak nya kegiatan ekstrakulikurer yang disaranai oleh sekolah. Selain Sempat menjadi kapten Tim sepakbola SMP nya, ia juga sempat mewakili sekolahnya dalam lomba membaca puisi antar-SMP se-Kota Medan saat masih kelas 1 SMP.
Setamat nya dari SMP, Pemuda yang sempat bercita-cita menjadi seorang pemain sepakbola profesional ini kemudian kembali ke kampung halamannya di Aceh Tamiang dan melanjutkan sekolah di SMA N 1 Kejuruan Muda, Aceh Tamiang, NAD. Di SMA, ia hanya setahun duduk di kelas inti (kelas khusus para murid2 berprestasi dan mendapat rangking bagus dari setiap kelas), sebelum di keluarkan ke kelas lain karena faktor “non teknis”. Di SMA ini, murid yang selalu membawa tas kosong ke sekolah (karena setiap buku tulis maupun pelajarannya di tinggal di laci meja kelas) ini mulai menjalani kehidupan labil nya sebagai seorang pelajar. Bolos, melawan guru, tidur di kelas saat pelajaran maupun ujian, sangat jarang membuat PR,di coret nama nya dari absen, dipanggil orang tua ke sekolah, adalah hal-hal yang akrab dijalaninya, dan menjadi hobi barunya sebelum ‘insyaf’. Kata –kata khas yang keluar dari mulutnya saat teman-teman atau orang lain menasehatinya adalah : “enjoy aja, ‘gak dibawa mati ‘gak” dengan gaya bahasa seorang rapper .
Di masa sekolah ini pandangan sinis nya terhadap organisasi dan orang-orang organisasi sangat terasa. Ia sangat skeptis dan apatis terhadap hal tersebut. Satu kata yang keluar dari mulutnya menilai organisasi dan orang-orang yang terlibat di dalamnya : “bullshit!”. Maka tak jarang ia “golput” di kala ada pemilihan ketua OSIS atau semacamnya. Pandangan yang berubah, ketika ia memasuki dunia kampus dan Tarbiyah.
Di akhir kelas tiga SMA nya, pola pikir dan jalan hidup nya mulai sedikit berubah. Itu tak terlepas dari perkenalannya dengan dunia ROHIS SMA. Dimana ia mulai jenuh berperan antagonis. Juga tak terlepas dari sadar dan terkesannya beliau akan dua buah nasihat dari dua orang gurunya yang selalu di ingat nya hingga kini. Kata-kata mutiara pertama yang tak pernah dilupakannya berasal dari seorang guru Matematika yang ‘aneh’ dan jenius. Aneh, karena dalam setiap mengajar, ia hanya bermodal kan sebuah buku, hal yang tak lazim untuk seorang guru bermata pelajaran kan Matematika yang akrab dengan buku bertumpuk dan tas yang penuh saat mengajar, dengan tangan selalu di kantong serta gaya 70-an nya. Jenius karena beliau memang jenius secara keilmuannya. Nasihat sang Guru yang selalu penulis ingat adalah, ia mengutip ucapan dari Soekarno : “Jadilah kalian pencipta sejarah!!! Bukan hanya pengekor sejarah,,,,be a trandsetter!!!!, don’t be a follower”. Setidaknya bagi penulis, sang guru telah melakukan hal tersebut. Yaitu “guru ‘Matematika’ yang mengajar hanya cukup dengan satu buah buku saja”. Penulis menganggap itu bagian dari sejarah yang telah di buat guru tersebut. Good trandsetter. Petuah kedua berasal dari seorang Guru agama Islam yang lebih cocok nya seorang ustadz. Beliau sering mengisi kajian ketika Penulis mulai sering hadir di ROHIS (Rohani Islam) SMA. Kata – kata mutiara yang sering memotivasi penulis untuk merubah pola pikir dah pola hidup nya adalah, sebuah kalimat sederhana yang mengandung keluasan makna. Nasihatnya : “ orang baik bukanlah orang yang tak pernah berbuat kesalahan, tetapi orang baik adalah orang yang selalu belajar dan mau berubah dari kesalahannya”. Mulai saat itu, kata2 itu kemudian senantiasa memotivasi penulis untuk berubah hingga kemudian bersentuhan dengan dunia Tarbiyah dan Haraqah.
Setamatnya dari SMA, penulis melanjutkan study nya di STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ) Zawiyah Cot Kala, Kota Langsa, NAD. Jurusan Dakwah, Prodi Komunikasi Penyiaran Islam. Disini beliau mulai suka dan berkecimpung di dunia organisasi Tarbiyah dengan melibatkan diri di Lembaga-lembaga Aktifis Dakwah Kampus. Yang kemudian, hoby lama nya yaitu menulis, kembali di galakkannya.
Labels:
0 komentar:
Posting Komentar